Kubu Demokrat Desak AS Ikuti Langkah Eropa dalam Soal Nuklir Iran
Washington, Senin - Senator Joe Biden dari Partai Demokrat menyatakan Pemerintah Amerika Serikat (AS) harus bergabung dengan Eropa dalam usaha membujuk Iran agar negara itu meninggalkan ambisi nuklirnya. Jika tidak, AS harus siap menghadapi munculnya Iran sebagai sebuah negara berkekuatan nuklir atau memikirkan perlu tidaknya melancarkan serangan untuk mencegah hal itu menjadi kenyataan.
Dari Iran dilaporkan, Teheran kembali memperingatkan AS agar tak menyerang fasilitas nuklirnya. Teheran juga menyatakan, perundingan dengan Eropa mungkin bisa menghasilkan kesepakatan untuk meredakan sengketa yang disebabkan kecurigaan AS bahwa Iran memiliki ambisi terselubung untuk memproduksi senjata nuklir.
"Sikap kita janggal terhadap sahabat-sahabat Eropa kita, dan hal itu tak memberi banyak pilihan," kata Joe Biden kepada jaringan televisi Fox News, Minggu waktu Washington atau Senin (14/2) WIB. Biden adalah politisi terkemuka Partai Demokrat yang menjadi anggota Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS. Menurut Biden, usaha yang dilakukan Inggris, Perancis, dan Jerman-yang mewakili Uni Eropa-akan berhasil jika negara-negara itu mau meminta dikenakannya sanksi ekonomi, termasuk dalam soal penjualan minyak Iran.
Tiga besar Uni Eropa itu telah berusaha membujuk Iran agar mau menghentikan semua aktivitas yang dicurigai berhubungan dengan usaha pembuatan senjata (nuklir), dengan imbalan diberikannya berbagai bantuan ekonomi.
Hari Minggu, Menteri Luar Negeri Jerman Joschka Fischer mengisyaratkan akan menempuh langkah lebih keras dengan memperingatkan bahwa ia akan ikut menyeret Iran ke Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk dijatuhi sanksi jika negara itu memulai lagi kegiatan pengayaan uraniumnya.
Iran peringatkan AS
Iran memperingatkan AS agar tak menyerang fasilitas nuklirnya. "Mereka tahu kemampuan kami. Kami sudah meminta bantuan negara-negara Eropa untuk menyampaikan kepada AS agar tak coba-coba bermain api," kata juru bicara Pemerintah Iran, Hamid Reza Asefi, sehubungan dengan penolakan Washington untuk menutup kemungkinan penggunaan kekuatan militer terhadap Iran.
Ketegangan nuklir Iran terjadi setelah AS mencurigai Iran berusaha memproduksi senjata nuklir, hal yang melanggar Perjanjian Antipengembangan Nuklir (Nuclear Nonproliferation Treaty/NPT). AS ingin Iran langsung diseret ke DK PBB dan dijatuhi berbagai sanksi atas pelanggaran perjanjian internasional yang dilakukannya.
AS telah menolak berunding dengan Iran bersama Uni Eropa yang memilih penyelesaian melalui jalur diplomasi.
Iran berulang kali menepis tuduhan AS dan menyatakan program nuklirnya sepenuhnya bertujuan damai. Reaktor nuklir dibangun hanya untuk menghasilkan listrik bagi rakyat sipil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar