Pemantauan Kualitas Udara Kota Padang
Oleh Yoky Edy Saputra
Mahasiswa Jurusan Kimia FMIPA Universitas Andalas Padang
Konferensi tentang pemanasan global (global warming) yang digelar PBB telah dilangsungkan di Bali-Indonesia. Konferensi yang mengangkatkan isu pencemaran udara, khususnya pemanasan global menjadi perbincangan banyak pihak. Bagaimana tidak, pemanasan global merupakan masalah kompleks yang mencakup kelangsungan umat manusia diatas muka bumi ini. Sementara perhatian dunia akan tertuju ke Indonesia sebagai negara yang kaya dengan pepohonan atau hutan yang diharapkan dapat mengurangi pemanasan global.
Telah diketahui bersama pemanasan global merupakan ancaman bagi penduduk bumi. Pemanasan global dapat mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut yang dapat mengancam pemukiman pinggir pantai. Naiknya permukaan laut juga membawa implikasi lain seperti erosi wilayah pesisisr, kerusakan hutan bakau dan terumbu karang, naiknya salinitas di wilayah Estuaria dan wilayah pesisir lainnya, perubahan lokasi sedimentasi, berkurangnya intensitas cahaya didasar laut serta naiknya tinggi gelombang. Akibat perubahan iklim global, kesetimbangan biologis di laut akan mengalami perubahan yang dapat meningkatkan jumlah ganggang di lautan. Beberapa jenis ganggang ini diketahui mengeluarkan racun yang membahayakan kehidupan laut dan dapat meracuni manusia yang memakan ikan dan hasil laut lainnya. Perubahan iklim akibat pemanasan global bukan saja berdampak negatif terhadap ekosistem, melainkan juga langsung mempengaruhi sosial-ekonomi dan kesehatan masyarakat.
Tulisan berikut merupakan hasil penelitian penulis mengenai pemantauan kualitas udara di Kota Padang, khususnya kadar gas Karbondioksida (CO2) sebagai gas penyebab pemanasan global, Sulfur dioksida (SO2), dan ozon (O3) beberapa waktu yang lalu.
Kualitas Udara Kota Padang
Dari hasil pemantauan kualitas udara pada beberapa lokasi di Kota Padang, didapatkan kandungan gas SO2, O3, dan CO2 yang berfluktuasi. Banyak faktor yang mempengaruhinya, seperti arah angin, suhu, tekanan, kecepatan angin, kelembapan udara, jumlah kendaraan yang melintasi lokasi sampling (tempat pengambilan sampel), dan jarak lokasi tempat pengambilan sampel dengan sumber pencemaran.
Dari pemantauan, kandungan gas SO2 yang terbesar ditemui pada titik sampling di daerah Anduring (Jl.DR.M.Hatta) rata-rata 0,028 ppm atau 0,0716 mg/m3. Nilai yang sama juga didapatkan pada titik sampling di jalan depan Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Universitas Andalas pada dua kali sampling (pagi dan siang).
Besarnya kandungan gas SO2 di daerah Anduring disinyalir karena sebelum dilakukan sampling hujan tidak pernah turun sekitar dua bulan. Akibatnya, gas buangan kendaraan masih terdapat di udara, belum diencerkan oleh air hujan. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya kelembapan udara saat itu, yakni sebesar 65,78 %. Suhu rata-rata pada saat sampling juga menunjukkan teriknya panas sebesar 31,79oC. Demikian juga halnya dengan tekanan udara sebesar 29,742 inHg. Angin berhembus dengan arah dominan dari timur pada pagi hari, barat pada siang hari dan timur laut pada malam hari, dengan kecepatan rata-rata 0,55 M/S, bergerak searah dengan laju kendaraan.
Faktor lainnya yang menyebabkan tingginya kadar SO2 di daerah Anduring juga dipengaruhi oleh banyaknya kendaraan bermesin diesel dan premium yang melewati jalan tersebut (pembakaran tidak sempurna), yang memberikan kontribusi besar terhadap meningkatnya gas SO2 di udara. kendaraan yang melewati jalan tersebut dengan angka kepadatan tertinggi pada malam hari (18.30-19.30 WIB) terdiri dari 2769 sepeda motor, 277 angkutan umum, 755 mobil pribadi, dan 9 truk. Disusul dengan 1506 sepeda motor, 240 angkutan umum, 600 mobil pribadi, dan 7 truk pada siang hari, serta 1734 sepeda motor, 284 angkutan umum, 570 mobil pribadi, dan 5 truk pada pagi hari. Kepadatan di daerah Anduring ini merupakan angka tertinggi dibandingkan dengan kepadatan di daerah lainnya. Aktivitas penduduk juga memberikan kontribusi meningkatnya kadar SO2 diudara, seperti aktivitas perbengkelan yang dekat dengan lokasi sampling.
Untuk daerah PKM UNAND, sampling hanya dilakukan pagi dan malam. Kandungan gas SO2 tetap ditemukan cukup tinggi didaerah tersebut. Hal ini disinyalir akibat banyaknya kendaraan yang berbahan bakar diesel yang melewati area yang secara kasat mata mengeluarkan asap hitam tebal. Ditambah lagi dengan kecepatan angin yang bergerak 0,52 m/s tepat mengarah ke lokasi sampling. Namun, jika dibandingkan dengan nilai ambang batas untuk udara ambient yaitu 0,067 ppm atau 0,167 mg/m3 (Kep.02/Men KLH/I/1988 dan OSHA (occupational safety and health administration) U.S), maka kandungan SO2 pada lokasi diatas (0,028 ppm atau 0,0716 mg/m3) masih berada pada wilayah yang diperbolehkan dan tidak berbahaya.
Kandungan gas O3 terbesar ditemui di daerah depan PKM UNAND Limau Manih rata-rata 0,037 ppm atau 0,0695 mg/m3. Kadar yang tinggi ini terjadi pada sampling pada pagi hari (08.23-09.23 WIB) sebesar 0,0631 ppm. Kadar yang cukup tinggi di lokasi ini disinyalir karena banyaknya kendaraan bermesin diesel dan premium yang melewati jalan tersebut (pembakaran tidak sempurna), yang memberikan kontribusi besar terhadap meningkatnya gas O3 di udara. Diperparah lagi jika dilihat secara kasat mata, kendaraan (bus kampus) yang melewati jalan tersebut mengelurkan asap yang cukup hitam dan tebal.
Suhu pada saat sampling sekitar 29,27oC dengan kelembapan udara 68,74 %. Pada pagi hari matahari bersinar cukup terik. Hasil ini diperkuat dengan data pengukuran gas NO2 diudara pada waktu dan lokasi yang sama yaitu rata-rata 0,2536 ppm, dengan kadar tertinggi di pagi hari sebesar 0,4272 ppm. Gas NO2 memberikan pengaruh sangat besar terhadap peningkatan kandungan O3 di udara. Hal ini dikarenakan O3 merupakan polutan sekunder yang berasal dari adanya gas NO2 di udara yang bereaksi dengan sinar matahari (Ultra violet). Gas NO2 ini diperoleh akibat pembakaran tidak sempurna dari kendaraan bermotor. Aktivitas lalu lintas (kendaraan bermotor) merupakan sumber utama penghasil gas NO2 di udara.
Meskipun demikian kandungan O3 diudara pada lokasi diatas yaitu 0,037 ppm atau 0,0695 mg/m3 masih berada dibawah ambang batas yang diperbolehkan dan dinyatakan tidak berbahaya. Nilai ambang batas O3 adalah 0,10 ppm (Kep.02/Men KLH/I/1988 dan OSHA (occupational safety and health administration) U.S).
Kandungan gas CO2 yang terbesar ditemui pada titik sampling di daerah Anduring (Jl.DR.M.Hatta) dan Pasar Baru sebanyak tiga kali waktu sampling (pagi, siang, malam). Sama halnya dengan tingginya kandungan SO2 di Anduring yang disebutkan diatas, tinggi kandungan CO2 di daerah Anduring disinyalir karena sebelum dilakukan sampling hujan sudah cukup lama tidak turun hujan. Akibatnya, gas buangan kendaraan ataupun hasil pembakaran lainnya masih terdapat di udara, belum diencerkan oleh air hujan. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya kelembapan udara saat itu, yakni sebesar 65,78 %. Suhu rata-rata pada saat sampling juga menunjukkan teriknya panas sebesar 31,79oC. Demikian juga halnya dengan tekanan udara sebesar 29,742 inHg. Angin berhembus dengan arah dominan dari timur pada pagi hari, barat pada siang hari dan timur laut pada malam hari, dengan kecepatan rata-rata 0,55 m/s, bergerak searah dengan laju kendaraan. Disamping berasal dari gas buangan kendaraan, gas CO2 bisa juga berasal dari proses pembakaran, seperti pembakaran sampah, kayu, dan lain-lain.
Kendaraan yang melewati jalan tersebut rata-rata 2646 kendaraan, dengan angka kepadatan tertinggi pada malam hari (18.30-19.30 WIB) terdiri dari 2769 sepeda motor, 277 angkutan umum, 755 mobil pribadi, dan 9 truk. Disusul dengan 1506 sepeda motor, 240 angkutan umum, 600 mobil pribadi, dan 7 truk pada siang hari, serta 1734 sepeda motor, 284 angkutan umum, 570 mobil pribadi, dan 5 truk pada pagi hari. Meskipun demikian, angka diatas masih dibawah nilai ambang batas yang ditetapkan untuk udara ambient yaitu 166,7 ppm. (Kep.02/Men KLH/I/1988 dan OSHA (occupational safety and health administration) U.S).
Gunakan fasilitas pencarian kata dibawah ini untuk mencari kata di chem-is-try.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar